- Back to Home »
- Gunung Lawu , Cemoro Sewu
Posted by : Unknown
Senin, 17 Maret 2014
Gunung Lawu yang mempunyai
ketinggian 3256 mdpl berada di wilayah perbatasan antara Jawa Timur
(Magetan) dan
Jawa Tengah (Karanganyar). Bagi masyarakat Jawa, Gunung Lawu adalah
tempat yang
paling dikramatkan. Banyak petilasan dan makam makam peninggalan
kerajaan
Majapahit, bahkan sampai sekarang Gunung Lawu merupakan tempat yang tak
terpisahkan secara spiritual bagi Keratonan Solo. Di sisi lain gunung
ini
terkenal akan suhu dinginnya lebih dingin diantara gunung gunung lain di
jawa
dan terdapatnya bunga Edelweiss berwarna ungu jika kita beruntung
menemukannya.Kali ini kami akan membahas catatan perjalanan yang
melewati jalur Cemoro Sewu.
Transportasi
Surabaya – Madiun – Maospati –
Magetan – Cemoro Sewu
Estimasi Biaya
Bis Surabaya – Maospati :
Rp. 20.000
Maospati – Magetan :
Tentative (Penulis menggunakan kendaraan pribadi)
Magetan – Cemoro sewu :
Tentative (Penulis menggunakan kendaraan pribadi)
Tiket Masuk :
Rp. 5000
Perijinan
Tidak perlu perijinan khusus jika kita ingin mendaki Gunung Lawu. Para
pendaki hanya perlu membayar biaya retribusi tiket masuk kawasan sebesar Rp.
5000. Untuk para pendaki ada beberapa pantangan dalam mendaki, informasi ini
sudah tertera jelas di samping pintu masuk jalur pendakian. Diharapkan semua
pendaki memperhatikan ini agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Larangan Bagi Pendaki
Gerbang Cemoro Sewu
Estimasi Waktu Pendakian
·
Jalur Cemoro Sewu 6 – 7 Jam
Pendakian
Setelah membayar tiket masuk jalur pendakian, jalur masih cukup landai
dengan batuan yang telah tertata dengan rapi, jalanan seperti ini akan kita
temui sepanjang jalur pendakian sampai kita tiba di daerah Sendang Drajat. Hutan
pinus cukup lebat menemani perjalanan awal, setelah berjalan 60 menit kita akan
melintasi ladang penduduk dengan tanaman berbagai macam sayuran.
Jalur Awal
Ladang Penduduk
Jalur pendakian sedikit demi sedikit akan semakin menanjak seiring
kita memasuki kawasan hutan. Berjalan kembali kurang lebih 60 menit kita
bertemu dengan pos 1. Disini terdapat warung yang menyediakan kebutuhan makanan
para pendaki. Disinilah keunikan dari gunung lawu kita tidak perlu membawa
banyak logistik karena banyaknya terdapat warung sepanjang jalur, dan yang
paling terkenal adalah Warung Mbok Yem di ketinggian 3100 mdpl.
Beranjak dari pos 1 jalur menanjak curam telah menanti kita. Jalur cemoro
sewu ini memang cukup berat, jalur berupa tangga tangga batu. Perlahan lahan
berjalan kita akan sampai di pos Watu
Jago.
Setapak Kecil
Background Lawu
Watu Jago
Berjalan kembali sekitar 90 menit kita akan sampai di pos 2. Dataran
cukup lebar bisa untuk mendirikan tenda dan bermalam tetapi tidak terdapat mata
air di pos ini.
Pos 2
Selepas pos 2 jalanan akan semakin menanjak dengan kemiringan yang
cukup curam, disini fisik dan kaki benar benar diuji. Berjalan sekitar 60 menit
kita akan menjumpai pos 3.
Pos 3
Suasana Pos 3
Selepas kawasan pos 3, jalanan semakin menjadi jadi dengan
tanjakannya, menurut kami ini adalah jalur terberat di jalur cemoro sewu ini.
Perlahan lahan berjalan kita akan keluar dari lingkupan hutan yang menandakan kita akan segera sampai di sendang drajat. Pemandangan lepas nan indah, awan bergulung di bawah kaki kita, kota kota bak mainan kecil di hadapan megah semesta raya.
Menanjak
Jalur Pendakian
Perlahan lahan berjalan kita akan keluar dari lingkupan hutan yang menandakan kita akan segera sampai di sendang drajat. Pemandangan lepas nan indah, awan bergulung di bawah kaki kita, kota kota bak mainan kecil di hadapan megah semesta raya.
Pos sendang drajat adalah salah satu yang bisa kita jadikan tempat
untuk mendirikan dan bermalam. Disini terdapat mata air, warung, sebuah goa
buatan kecil, dan toilet walaupun dengan keadaan kotor dan tidak terawat.
Sendang Drajat
Petilasan Sendang Drajat
Goa Buatan
Sinar Mentari Pagi
Pagi Di Lereng Lawu
Bermalam di sendang drajat kita dapat melanjutkan perjalanan menuju
puncak lawu. Berjalan kurang lebih 60 menit kita akan segera sampai di puncak
lawu atau Hargo Dumilah. Ada beberapa jalur untuk menuju Hargo Dumilah, kami
melewati jalur sisi barat. Jalur cukup curam dengan kiri kanan pohon cantigi
dengan selingan indah bunga edelweiss.
Puncak Lawu atau Hargo Dumilah dengan ditandai dengan sebuah tugu,
disini kita dapat menikmati pemandangan indah. Awan bergulung di bawah bagaikan
samudra, gunung wilis & arjuna terlihat di sisi timur. Gunung Merapi &
Merbabu tampak gagah di sisi barat.
Hargo Dumilah
Lautan Awan
Salam Dari 3256 mdpl
View Puncak Hargo Dumiling
Turun dari puncak kita dapat kembali menjelajah kawasan lawu. Tujuan
kedua
kami adalah pasar setan, konon bagi orang jawa tempat ini adalah tempat
pusat
kegiatan makhluk halus dan terdapat petilasan yang biasa digunakan untuk
bersemedi. Tempat ini memiliki aura mistis didukung dengan kabut, suhu
dingin,
dan sepinya keadaan. Keadaan di tempat ini penuh dengan tumpukan batu
batu yang telah tersusun rapi menyerupai tempat tempat berjualan.
Tujuan selanjutnya adalah Hargo Dalem. Dari pasar setan kita potong
kompas dengan menyusuri padang rumput yang menurun kemudian kembali menanjak
hebat. Kita akan segera sampai di Hargo Dalem. Sebuah petilasan dan makam
peninggalan dari Prabu Brawijaya (Raja Kerajaan Majapahit). Konon disinilah
tempat Prabu Brawijaya "Muksa", Menghilang dengan seluruh jasadnya.
Potong Kompas
Gerbang Masuk Petilasan
Petilasan Prabu Brawijaya
" Segala isi conten bersumber dari Pradickta Kusuma, Pemilik Blog www.setapakkecil.blogspot.com
yang merupakan sahabat dan teman berpetualang admin, yang sudah meminta izin.
kunjungi juga blog setapak kecil "