Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 17 Maret 2014


Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah kawasan pelestarian alam bahari Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km pada lokasi geografis sebelah utara DKI Jakarta. Secara administratif kawasan TNKPS berada dalam wilayah kabupaten administrasi kepulauan seribu. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tersusun oleh ekosistem pulau - pulau sangat kecil dan perairan dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 Ha, terumbu karang tipe ringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara/lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20 - 40 m. terdapat 3 ekosistem utama pembentuk sistem ekologis kawasan ini yaitu : Hutan pantai, Hutan mangrove, Padang lamun, dan Terumbu karang. Secara ekologis ketiga ekosistem utama tersebut merupakan penyangga alami bagi daratan pulau yang memberikan sumbangan manfaat bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. 


Transportasi
Harmoni - Muara Angke    : Carter Angkot
Muara Angke - P.Harapan : Kapal Penyeberangan Rakyat
P.Harapan - P.Perak        : Carter Kapal Nelayan 


Peta Kepulauan Seribu

Estimasi Biaya

Carter Angkot Berangkat  : Rp. 1 00.000
Kapal ke P.Harapan (PP) : Rp.    70.000
Kapal Nelayan ( 2 Hari )   : Rp.   700.000
Guide (1 Hari)                    : Rp.   100.000
Alat Snorkling (7 Orang)   : Rp.   245.000
Air 2 Galon                         : Rp.     50.000
Makan Siang  (7 Orang)   : Rp.   122.500

-- Semua Biaya untuk keberangkatan 7 orang, jika peserta lebih banyak tentunya biaya akan lebih bisa ditekan --


Biaya Tagihan

Catatan Perjalanan

Sabtu 8 juni 2013. Pagi yang cukup cerah saat kita menginjakkan kaki di dermaga muara angke dengan bau busuk yang tercium disekitar. Memang muara angke ini terkenal dengan dermaga kapal kapal ikan, pasar ikan dan jangan heran jika keadaan disini sangat kumuh, becek, bau. Sudah saya tak perlu menjabarkan lebih dalam mengenai keadaan di muara angke yang akan membuat kalian tidak meneruskan tulisan saya ini.
Muara Angke
Oke, di gerbang muara angke kami menunggu seorang guide yang telah kami hubungi terlebih dahulu untuk lebih mempermudah akomodasi kami semua. Tak berapa lama sang guide pun datang dan langsung menunjukkan kapal yang akan kami tumpangi. Tujuan kita ke pulau seribu ini adalah ke pulau harapan dan akan berkemah di pulau perak. Pulau perak terletak di kepulauan seribu utara yang konon ditempat inilah pulau pulau paling cantik berada dengan lautannya yang biru sebening kaca. Keadaan kapal rakyat ini sungguh penuh sesak dengan para pelancong yang ingin menikmati akhir pekan di kepulauan seribu. Mulai dari koper sampai ransel, pria atau wanita, bule maupun local bercampur  semua di kapal ini dengan satu tujuan yaitu travelling. 

Kapal Penuh Sesak

Pose Di Buritan Kapal
Karena kami sedikit terlambat saat naik kapal akhirnya kami kehabisan lapak yang strategis, akhirnya dengan terpaksa kami harus duduk dibagian belakang kapal diantara kotak kotak bekas penampung ikan, yang sekilas sekilas tercium bau amis disini. Tapi semua itu tak meruntuhkan niat kami travelling, bahkan nasi bungkus pun kami lahap habis diantara bau bau tersebut.
Penuh Dengan Wisatawan
Tepat pukul 07.30 mesin kapal mulai dinyalakan dan kapal segera berangkat. Beranjak dari dermaga muara angke, semua kapal seakan berlomba lomba menuju pulau yang akan dituju. Sekedar info jika kita ingin menuju Pulau Harapan hanya tersedia dua kapal dari muara angke dengan kapasitas “unknown” yang bisa diartikan kapasitas sebesar besarnya dan tak terhingga, selama orang masih bisa untuk masuk ke dalam kapal. Mulai dari dek bawah, dek atas, pagar pembatas haluan kiri kanan, bahkan atap kapal diatas ruang nahkoda semua penuh dengan orang. Dari kacamata seorang Engineer Kapal, hal ini sangat memprihatinkan dan sangat membahayakan. Dan saya perhatikan alat keselamatan di kapal ini sangat tidak memadai dan terbilang nihil untuk jumlah penumpang yang sebesar ini. Maka dari itu jangan salahkan jika nanti kapal ini mungkin akan tenggelam ataupun terbalik, tapi semoga saja tidak. Ada pertanyaan bagus yang selalu terlontar di negeri ini “Murah kok mau minta selamat??” hahaha, itulah realita.
Kapal Lepas Landas Meninggalkan Ibukota
Perjalanan
Mengabaikan Keselamatan
Selama perjalanan mata kita seolah dimanjakan dengan pemandangan laut yang elok dengan ratusan pulau yang berserakan di sepanjang perjalanan. Jika diperhatikan warna laut akan berubah seiring kita meninggalkan daratan DKI Jakarta. Dari Muara angke berwarna hitam pekat, 1 jam perjalanan berubah menjadi hijau gelap, hijau terang, dan kemudian biru jernih. Dalam perjalanan kita hanya terduduk di dek belakang kapal dengan sengatan sinar matahari, mata tertuju sinis ke orang orang yang duduk dibawah terpal yang terpasang, sungguh nikmat perjalanan mereka tanpa tersiksa seperti kami. Slayer, topi, kacamata, jaket menjadi senjata kita melawan sinar matahari ini. 2,5 jam perjalanan kita tiba di Pulau Pramuka, tempat persinggahan pertama kapal kami selama perjalanan. Sekilas pulau ini tampak indah dengan jernih air lautnya bercampur dengan kepadatan penduduknya, dan yang membuat saya berkesan dan penasaran adalah “Pramuka Cyber Island”, Woow..keren, ada harta karun apa sehingga pulau ini disebut seperti itu, hahaha.
Pulau Pramuka


View Pulau Pramuka
Kapal kembali bergerak menuju Pulau PHP eh salah, Pulau Harapan. Kapal terombang ambing menerjang ombak menemani kami yang kepanasan mati gaya di atas dek, tetapi tiba tiba si Imam berteriak “Ada Lumba Lumba”. Spontan saya, Rendi, Septi langsung beranjak dari tempat duduk dan melihat si Lumba Lumba berlompatan di samping kapal. Mereka seakan ceria menyambut kedatangan kita, pengalaman pertama saya melihat Mamalia pintar ini di alam bebas. 10 menit kemudian kapal sedikit menikung mencari arah diantara karang karang di laut dangkal yang menandakan kami akan segera berlabuh di Pulau harapan. Sekilas Pulau ini seperti ibukota diantara pulau pulau yang ada dikarenakan kepadatan penduduk dan pemukiman di pulau ini. 

Mengabadikan Momen Indah
Si Lumba Lumba
Turun dari kapal kami langsung disambut dengan Pak Rambo, nama yang keren seperti nama aktor di film perang Hollywood. Dia adalah guide yang menyediakan semua akomodasi kami mulai dari muara angke sampai di Pulau perak. Kami dipertemukan dengan pemilik kapal yang akan mengantarakan kami ke pulau perak. Salam perkenalan pertama “Nama saya ayang”, sekilas terdengar seperti panggilan kepada yang tersayang..hahahaha, dan asisten pak Ayang bernama Punky. Penilaian kami tentang nama nama diatas adalah keren dan sedikit aneh, apakah itu hanya julukan atau nama asli mereka. Ahh biarlah yang penting kita senang senang.
Pulau Harapan

 Pulau PHP
Tak membuang waktu, Pak ayang segera mengantarkan kita ke perahu miliknya. Perahu nelayan kecil yang cukup ekstrim bergoyang goyang jika kita berjalan di atasnya. Si Punky pun berteriak “Musik Dimulai” maka Pak Ayang pun segera menyalakan mesin yang mempunyai suara seirama music dangdut, “Dup Dum Dup Dum”. Perahu bergoyang goyang dengan music mesin membelah laut biru disini, pemandangan sangat indah pun tersaji, mata kita seakan menolak untuk berkedip. Inilah surga yang tersembunyi di Ibukota Jakarta kawan.


Pose Si Punky
Diatas kapal kami sudah disiapkan makan siang oleh Pak Ayang berupa nasi kotak. Tanpa banyak bicara langsung kami santap sambil menikmati pemandangan pulau pulau sekitar. Sungguh suasana makan siang yang sulit terlupakan. 60 menit berlalu, tibalah kami di Pulau Perak. Pulau tanpa penghuni dengan hanya penjaga warung di siang hari sangat cocok dijadikan tempat berkemah, pulau dengan pasir putih, laut yang jernih, pohon rindang dan sumur air tawar terdapat disini. Kita segera mendirikan tenda dan menyimpan barang barang, kemudian kita istirahat?? Tidak, kami langsung kembali ke perahu Pak Ayang untuk menuju ke spot untuk snorkeling. 
Pulau Perak

Jernih Air Pulau Perak

Camp Tepi Pantai
Alat snorkel telah disiapkan semua mulai dari kaki katak, jaket pelampung, kacamata. Setelah semua kostum terpakai dan kita tiba di spot yang dituju langsung kita loncat ke air. Karang karang indah begitu jelas terlihat dan ikan ikan cantik terlihat bermain main di sekitar koral. Tapi sayang di spot pertama ini banyak sekali tersebar bulu babi, kita harus berhati hati dalam berenang terutama di perairan dangkal. Jika kita sampai menyentuh bulu babi, kulit akan tersengat lebih sakit daripada tersengat lebah, itu kata Pak Ayang. Puas di spot pertama kita lanjut di spot kedua. Sebelum kita sampai di pos kedua Pak Ayang mengajak kita di pulau pasir. Tempat ini berupa gundukan pasir putih di tengah laut yang akan hilang jika air laut sedang pasang, sekilas tempat ini mirip dengan tempat perundingan Jack Sparrow dengan Davi Jones di Film Pirates Caribbean, Sungguh tempat yang indah dan luar biasa.
Surga Dunia


Bermain Air
Puas berfoto foto ria kami melanjutkan ke spot kedua, di spot ini terumbu karang lebih indah dan hidup bulu babi pun tak sebanyak sebelumnya. 60 menit kami habiskan disini, kemudian kita lanjutkan ke spot ketiga. Spot terakhir ini merupakan tempat dengan terumbu karang paling indah dan ikannya juga sangat banyak, tapi satu yang aneh air disini berubah ubah yang kita rasakan terkadang dingin terkadang hangat, dan kata si Rendi ini tempat paling disukai jin jin..hahaha.. ahh yang penting jalan jalan men.
Menyelam

Dapat Bintang Laut
Hallo
Snorkling Team
Terumbu Karang

View Bawah Laut

Go Deep
Tak terasa matahari sudah mulai condong ke barat dan tubuh kami semua sudah mulai lelah, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke pulau perak. Tiba di pulau perak kami langsung mencari sumur air tawar yang ada. Aku, Rendi, Imam, dan Septi pun berjalan untuk mencari sumur. Jalan setapak kecil kami telusuri, percabangan kami lalui tapi sumur itu tidak muncul sampai kita berputar putar di pulau ini. Sampai akhirnya Septi pun bertanya dengan Orang yang sedang berkemah juga, kita dapat petunjuk dan kita ikuti tapi kita malah tersasar dan menemukan sebuah makam di tengah pulau, Ngeri men !!! kita tidak ingin cerita kita seperti judul Film Terdampar di Pulau hantu. Akhirnya kita balik arah dan dan ketemu juga sumur tersebut. Setelah bersih diri matahari pun semakin condong dan menampakkan sunset yang indah. Tak ingin melewatkan momen ini kami pun segera melipir pantai dan mencari spot untuk jepret jepret. Dan berikut sedikit oleh oleh sunset dari pulau perak.


Sunset



Malam pun menyelimuti, kami habiskan dengan acara masak masak dan bercengkerama di dekat api unggun. Tak terasa malam pun semakin larut dan kami harus istirahat untuk menyambut matahari pagi. Jam 05.00 alarm berbunyi saatnya kita membuka mata dan menikmati indah pagi di kepulauan seribu. Sayang sunrise sedikit terhalang awan tapi tak menghilangkan keindahan pagi di pulau perak. 


Panorama Pagi Hari


Mentari Pagi


5 Jepret 2 Masih Ngorok
Kami melakukan susur pantai pulau perak ini, Aku, Rendi, Yohan, Imam, Septi sedangkan 2 personil lain Aziz dan Jericho masih terlelap dalam tidur. Banyak pohon tumbang di sekitaran pantai akibat abrasi air laut. Tapi ini menjadi spot menarik untuk diabadikan dalam bingkai foto. Satu putaran pun kami habiskan hingga kami kembali ke tenda.

Susur Pulau


Damai
Tak terasa matahari pun semakin naik dan waktu pun semakin beranjak dan seakan memaksa kita untuk kembali ke ibukota. Setelah sarapan pagi dengan menu ala kadarnya kita segera bongkar tenda dan packing. Pak Ayang pun datang menjemput dan meminta kita segera bersiap karena kapal yang akan mengantarkan kita kembali ke ibukota akan berangkat dari Pulau Harapan tepat jam 13.00. Dengan berat hati kami akhirnya meninggalkan Pulau Perak yang indah ini. Dan semoga kelak kita dapat kesini ke Surga yang tersembunyi ini bersama sama lagi.
Pose Sebelum Pulang

Kami Pasti Kembali Di Surga Kecil Ini

Yeahhh

" Segala isi conten bersumber dari Pradickta Kusuma, Pemilik Blog www.setapakkecil.blogspot.com
yang merupakan sahabat dan teman berpetualang admin, yang sudah meminta izin. 
kunjungi juga blog setapak kecil "

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Suara Alam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -